Search

Blog Archive

01/06/10

Pembelajaran Apresiasi Puisi dengan Menggunakan Model Mengajar Kajian Puisi Respon dan Analisis


 BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah

Pembelajaran sastra sangat penting diajarkan kepada siswa, karena dapat memberikan sumbangan terhadap keberhasilan pendidikan. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat ahli sastra yang mengatakan bahwa:

Pengajaran sastra dapat memberikan sumbangan yang maksimal terhadap pendidikan antara lain membantu meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, serta menunjang pembentukan watak. Karena itu pembelajaran sastra menduduki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan (Aminudin 1990: 157).
Pentingnya peranan pembelajaran sastra memperkukuh kedudukan pembelajaran sastra dalam kurikulum sekolah. Bertahannya pembelajaran sastra dalam kurikulum sekolah menuntut guru untuk menjabarkan kurikulum ke dalam bentuk satuan-satuan program pembelajaran. Selain itu, seorang guru harus memiliki kemampuan dalam mentransfer bahan pembelajaran sastra kepada anak didik dengan profesional.
SMP sebagai lembaga pendidikan dasar menengah, mempunyai peranan penting untuk menghasilkan anak didik yang memiliki watak yang baik untuk menghadapi jenjang pendidikan selanjutnya, salah satunya yaitu dengan pembelajaran apresiasi sastra. Seperti halnya puisi, puisi merupakan salah satu genre sastra yang menjadi bahan pembelajaran sastra. Alangkah banyak yang bisa dikaji dari puisi. Dengan puisi kita bisa meningkatkan segala cipta dan rasa, ide, gagasan. Dan juga, pembelajaran puisi dapat menunjang pembentukan watak anak didik.

Bahan pembelajaran yang sangat menarik dan banyak hal yang bisa digali di dalamnya tidak bisa menjadi jaminan anak didik di SMP akan betah mengikuti pembelajaran tersebut. Kekuarangmampuan guru dalam penguasaan materi dan hanya menggunakan model mengajar itu-itu saja dalam menyampaikan materi merupakan sebagian dari beberapa faktor yang melatarbelakangi ketidakberhasilan pembelajaran apresiasi puisi di SMP.
Kegiatan apresiasi puisi akan lebih berhasil apabila guru yang berfungsi sebagai motivator dan inovator dapat berusaha untuk menggugah kreativitas siswanya dalam menerima bahan pembelajaran serta dapat menampilkan materi yang menarik dan guru juga harus dapat memilih dan menggunakan model mengajar yang tepat. Dengan memilih dan menggunakan model mengajar yang tepat ini diharapkan dapat menawarkan serangkaian tamasya yang unik dalam upaya menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif. Dengan demikian, proses belajar mengajar tidak hanya mengacu pada hasil yang akan dicapai, tetapi mengacu pada proses bagaimana siswa belajar.
Sehubungan dengan kondisi pembelajaran di atas, penulis terdorong untuk mencari model mengajar, sehingga pembelajaran dapat dikemas dengan menarik. Dari sekian banyak model mengajar, penulis memilih salah satu model mengajar yaitu model mengajar kajian puisi respon dan analisis.
Model mengajar kajian puisi respon dan analisis merupakan salah satu alternatif dari berbagai model yang digunakan guru. Model ini berorientasi pada teori ilmu pendidikan yang dikemukakan oleh Richard Suchman, yaitu inquiry training model yang menurut pengelompokkan Joyce B. dan M. Weil termasuk pada keluarga model proses informasi (information processing model’s).
Tujuan umum dari model ini adalah untuk mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan siswa dalam mengkaji masalah tertentu, misalnya puisi, dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyusun jawaban berdasarkan perasaan ingin tahu mereka. Model mengajar kajian puisi respon dan analisis menginginkan agar para siswa mempertanyakan gambaran yang ada dalam puisi dan menemukan serta memproses data secara logis. Selanjutnya para siswa harus mampu mengembangkan disiplin intelektualnya serta strategi intelektualnya secara umum sehingga mereka dapat menemukan alasan suatu itu terjadi dalam puisi.
Di samping itu berdasarkan sudut pandang ilmu sastra, model ini berorientasi pada teori pendekatan mengkaji sastra (puisi)  yang disebut reader’s response (respon pembaca). Teori ini berorientasi pada peranan pembaca yang melakukan transaksi dengan teks puisi pada saat pembaca itu mengkaji puisi.
Berdasarkan kenyataan yang melatarbelakangi pembelajaran di atas, penulis termotivasi untuk dapat melakukan penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran  apresasi puisi dengan menggunakan model mengajar kajian puisi respon dan analisis. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk dapat melakukan penelitian dengan judul, Pembelajaran Apresiasi Puisi dengan Menggunakan Model Mengajar Kajian Puisi Respon dan Analisis pada Siswa Kelas III SMP ..................... Tahun Pelajaran ..../.....
1.2    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1.      Tergolong baikkah hasil pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan model belajar mengajar kajian puisi respon dan analisis pada siswa kelas III SMP ..................... tahun pelajaran ..../.... ?
2.      Tergolong baikkah hasil pembelajaran apresiasi puisi dengan tidak menggunakan model belajar mengajar kajian puisi respons dan analisis pada siswa kelas III SMP ..................... tahun pelajaran ..../.... ?
3.      Adakah perbedaan keberhasilan pembelajaran apresiasi puisi yang menggunakan model mengajar kajian puisi respon dan analisis dengan yang tidak menggunakan model mengajar kajian puisi respon dan analisis pada siswa kelas III SMP ..................... tahun pelajaran ..../.... ?
1.3    Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, penulis membatasi masalah sebagai berikut.
1.      Pembelajaran apresiasi puisi dalam penelitian ini dibatasi dengan mengkaji puisi periode 1953-1961 berdasar pada struktur batin puisi  tersebut yaitu unsur tema (sense), perasaan (feeling), nada (tone), dan amanat (intention).
2.      Puisi periode 1953-1961 dalam penelitian ini dibatasi dengan puisi yang berjudul “Gadis Peminta-minta” karya Toto Sudarto Bachtiar.
3.      Model pembelajaran dalam penelitian ini adalah model mengajar kajian puisi respon dan analisis.
4.      Keberhasilan pembelajaran dilihat dari kemampuan siswa dalam merespon puisi dan tahapan siswa dalam mengkaji atau menganalisis puisi yang berdasarkan pada kriteria permasalahan dan sistematika dalam pemecahan masalah.
5.      Pembelajaran apresiasi puisi ini dilakukan melalui forum diskusi.
6.      Sebagai pembanding model mengajar kajian puisi respon dan analisis pada kelas eksperimen, kelas kontrolnya menggunakan model mengajar inquiry.
7.      Keberhasilan pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan model mengajar kajian puisi respon dan analisis dilihat dari nilai postes, baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.
1.4  Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin di capai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      mendeskripsikan hasil pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan model mengajar kajian puisi respon dan analisis pada siswa kelas III SMP ..................... tahun pelajaran ..../....;
2.      mendeskripsikan hasil pembelajaran apresiasi puisi yang tidak menggunakan model mengajar kajian puisi respon dan analisis pada siswa kelas III SMP ..................... tahun pelajaran ..../....; dan
3.      mendeskripsikan perbedaan hasil pembelajaran apresiasi puisi yang menggunakan model mengajar kajian puisi respon dan analisis dengan yang tidak menggunakan model mengajar kajian puisi respon dan analisis pada siswa kelas III SMP ..................... tahun pelajaran ..../.....

1.5    Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
1. Manfaat bagi lembaga
Manfaat yang diperoleh lembaga pendidikan dapat menambah literatur tentang model pembelajaran puisi.
2. Manfaat bagi penulis
Mengetahui keefektivitasan pembelajaran apresiasi puisi yang menggunakan model mengajar kajian puisi respon dan analisis dengan yang tidak mengunakan model mengajar kajian puisi respon dan analisis. Hasil tersebut untuk dijadikan bahan kajian selanjutnya.
3. Manfaat bagi siswa
Setelah penelitian ini selesai, siswa memperoleh gambaran umum tentang kemampuannya dalam hal mengapresiasikan puisi dan juga siswa beroleh pengetahuan dalam mengkaji puisi dengan tahapan sintaksis model mengajar kajian puisi respon dan analisis. Hal ini bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi siswa tersebut dalam mengkaji sebuah karya sastra terutama puisi dengan pokok bahasa yang berbeda.
4. Manfaat bagi guru bahasa dan sastra Indonesia
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan atau kajian dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan sebagai alternatif pemilihan model mengajar.
5. Manfaat bagi sekolah tempat penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini para guru memiliki gambaran mengenai model pembelajaran mengapresiasikan sastra dengan menggunakan model mengajar kajian puisi respon dan analisis serta memberikan informasi tentang kemampuan siswa dalam mengapresiasikan puisi.

1.6    Anggapan Dasar

Penulis mengadakan penelitian ini bertitik tolak pada anggapan dasar sebagai berikut.
1.      Pembelajaran apresiasi puisi merupakan bagian dari materi pembelajaran bahasa Indonesia yakni pokok bahasan apresiasi bahasa dan sastra Indonesia yang pelajari di SMP.
2.      Pembelajaran apresiasi puisi di SMP bertujuan untuk menumbuhkembangkan sikap apresiatif, yaitu siswa mengenal, memahami, dan menghargai suatu karya sastra (puisi) berdasar pada pengalaman dalam menggauli karya sastra (puisi).
3.      Model mengajar kajian puisi respon dan analisis mengembangkan daya kreativitas siswa dalam mengkaji masalah tertentu, misalnya puisi, dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyusun jawaban berdasarkan perasaan ingin tahu mereka.
4.      Model mengajar kajian puisi respon dan analisis dapat menunjang pendekatan CBSA dan pemecahan masalah secara kreatif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

1.7    Hipotesis

Penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut.
1.      Hasil pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan model mengajar kajian puisi respon dan analisis pada siswa kelas III SMP ..................... tahun pelajaran ..../.... tergolong baik.
2.      Hasil pembelajaran apresiasi puisi dengan tidak menggunakan model mengajar kajian puisi respon dan analisis pada siswa kelas III SMP ..................... tahun pelajaran ..../.... tergolong baik.
3.      Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran apresiasi puisi yang menggunakan model mengajar kajian puisi respon dan analisis dengan yang tidak menggunakan model mengajar kajian puisi respon dan analisis pada siswa kelas III SMP ..................... tahun pelajaran ..../.....

1.8    Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam penafsiran terhadap judul penelitian ini, maka diperlukan definisi operasional. Dengan definisi tersebut diharapkan akan dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap istilah-istilah itu. Oleh karena itu, berikut ini penulis uraikan definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian ini.
1.      Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau mahluk hidup belajar.
2.      Apresiasi adalah kegiatan mengenal, memahami, dan menghargai suatu karya berdasar pada pengalaman dalam mengauli karya sastra.
3.      Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
4.      Model  adalah suatu pola beberapa contoh, acuan, ragam dari suatu perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5.      Model mengajar kajian puisi respon dan analisis adalah model mengajar yang merupakan elaborasi kedua landasan sintaksis yaitu antara model mengajar inquiry (inquiry training model) dan mengkaji sastra (puisi) respon pembaca (reader’s response). Model ini memberikan prioritas utamanya pada kegiatan siswa dalam merespon teks sastra (puisi) yang mengarah pada analisis sastra (puisi) itu..

Tidak ada komentar: