Search

Blog Archive

29/05/10

STUDI KOMPARATIF PERILAKU MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SD PUSAT KOTA DAN SD PINGGIR KOTA


A.    Judul
STUDI KOMPARATIF PERILAKU MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR PUSAT KOTA DAN SEKOLAH DASAR PINGGIR KOTA
B.     Latar Belakang
Sekolah dalam mewujudkan visi dan misi pendidikan perlu ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda kepemimpinannya. Meskipun pengangkatan kepala sekolah tidak dilakukan secara sembarangan, bahkan diangkat dari guru yang sudah berpengalaman atau mungkin sudah lama menjabat sebagai wakil kepala sekolah, namun tidak dengan sendirinya membuat kepala sekolah menjadi profesional dalam melakukan tugas.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti diungkapkan Supriadi (1998:346) terdapat dalam buku Mulyasa (2003:24), Menjadi Kepala Sekolah Profesional menyatakan bahwa: “Erat hubungannya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan  sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, dan menurunnya perilaku nakal peserta didik”.

Dinas Pendidikan (dulu: Depdikbud) telah menetapkan bahwa kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai Edukator; Manajer; Administrator; dan Supervisor (EMAS). Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai leader, inovator, dan motivator di sekolahnya. Dengan demikian dalam paradigma baru  manajemen pendidikan, kepala sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, Motivator (EMASLIM).
Fungsi kepala sekolah yang baru adalah sebagai educator, manager, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator. Fungsi sebagai manajer merupakan fungsi yang paling utama karena kepala sekolah merupakan pimpinan/manajer bagi sekolahnya. Kemampuan kepala sekolah sebagai manajer (pengelola sekolah) dapat dilihat  dari perilaku manajerialnya, sedangkan fungsi-fungsi yang lain sudah merupakan bagian dari perilaku manajerialnya secara keseluruhan.
Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin, dan mengendalikan usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan suatu proses, karena semua manajer dengan ketangkasan dan keterampilan yang dimilikinya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Dalam rangka melaksanakan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
Pertama; memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus mementingkan kerjasama dengan tenaga kependidikan dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan. Sebagai manajer kepala sekolah  harus mau dan mampu mendayagunakan seluruh sumber daya  sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan mencapai tujuan. Kepala sekolah harus mampu melalui orang lain (wakil-wakilnya), serta berusaha untuk senantiasa mempertanggungjawabkan setiap tindakan. Kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah, berfikir secara analitik dan konseptual, dan harus senantiasa berusaha untuk menjadi juru penengah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh para tenaga kependidikan yang menjadi bawahannya, serta berusaha untuk mengambil keputusan yang memuaskan bagi semua.
Kedua, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, sebagai manajer kepala sekolah harus meningkatkan profesi secara persuasif dan dari hati ke hati. Dalam hal ini, kepala sekolah harus bersikap demokratis dan memberikan kesempatan kepada seluruh tenaga kependidikan untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Misalnya memberi kesempatan kepada bawahan untuk meningkatkan profesinya melalui berbagai penataran dan lokakarya sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Ketiga, mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan, dimaksudkan bahwa kepala sekolah harus berusaha untuk mendorong keterlibatan semua tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah (partisipatif).
Dalam penelitiannya yang berjudul: “Identifikasi Faktor-Faktor Kemampuan Manajerial yang Diperlukan Dalam Implementasi School Based Management (SBM) Dan Implikasinya Terhadap Program Pembinaan Kepala Sekolah”.  Akdon  menyatakan bahwa :
Kemampuan manajerial adalah seperangkat keterampilan teknis dalam melaksanakan tugas sebagai manajer sekolah untuk mendayagunakan segala sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.  Kemampuan manajerial ini ditekankan kepada :
1.      Kemampuan pengembangan pengajaran/akademik adalah seperangkat keterampilan teknis yang digunakan untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
2.      Kemampuan kepemimpinan adalah seperangkat keterampilan teknis dalam melaksanakan tugas sebagai pimpinan sekolah untuk mempengaruhi/mengajak staf bekerja secara maksimal untuk kepentingan sekolah.
3.      Kemampuan supervisor pendidikan adalah seperangkat keterampilan teknis dalam upaya peningkatan mutu proses belajar mengajar di sekolah melalui peningkatan kualitas professional guru.
4.      Kemampuan pembaharuan/inovasi adalah seperangkat keterampilan teknis dalam upaya melaksanakan pembaharuan pendidikan dan proses belajar mengajar di sekolah, baik gagasan yang berasal dari atasan maupun gagasan yang berasal dari staf sekolah.

Perilaku manajerial kepala sekolah  sangat berpengaruh besar terhadap sekolah, idealnya semua kepala sekolah dapat  melakukan hal yang sama sesuai dengan pernyataan di atas, namun pada kenyataannya tidak semua kepala sekolah dapat menunjukkan perilaku manajerialnya secara optimal sehingga berdampak pada perbedaan kualitas sekolah.
Kepemimpinan seorang kepala sekolah dapat dilihat dari kemampuan dia dalam memenej sekolahnya. Kemampuan yang dimiliki oleh kepala sekolah satu akan berbeda dengan kemampuan yang dimiliki oleh kepala sekolah yang lainnya, walaupun dalam konsep atau secara teori kemampuan manajerial kepala sekolah itu sudah jelas.

Tidak ada komentar: